Sabtu, 17 Desember 2011

STANDARISASI LARUTAN NaOH 0,1 M SERTA PENGGUNAANNYA DALAM PENETAPAN KADAR ASAM CUKA PERDAGANGAN

A.  Tujuan Percobaan

*       Menentukan molaritas dan normalitas larutan NaoH
*       Menetapkan kadar asam cuka perdagangan
B.  Landasan Teori
Titrasi adalah pengukuran suatu larutan dari suatu reaktan yang dibutuhkan untuk bereaksi sempurna dengan sejumlah reaktan tertentu lainnya. Titrasi asam basa merupakan suatu reaksi penetralan. Asidimetri (jika larutan bakunya asam) dan Alkalimetri(jika larutan bakunya basa) adalah suatu metode analisis secara volumetri yang dilakukan dengan cara titrasi berdasarkan terjadinya reaksi netralisasi. (http://www.rgmaisyah.wordpress.com)
Titrasi asam basa melibatkan asam maupun basa sebagai titrat atau puntitran.Titrasi asam basa berdasarkan reaksi penetralan. Larutan penguji disebut “titran” sedangkan larutan yang ingin diuji kadarnya disebut “titrat/titret. Kadar larutan asam ditentukan dengan menggunakan larutan basa dan sebaliknya. Titran ditambahkan titer sedikit demi sedikit sampai mencapai keadaan ekuivalen ( artinya secara stoikiometri titran dan titrat tepat habis bereaksi). Keadaan ini disebutsebagai “titik ekuivalen”. Pada saat titik ekuivalen ini maka proses titrasi dihentikan,kemudian kita mencatat volume titrat yang diperlukan untuk mencapai keadaan tersebut. Dengan menggunakan data volume titran, volume dan konsentrasi titrat maka kita bias menghitung kadar titran. Terdapat dua cara untuk mengidentifikasi titik ekuivalen yaitu dengan memakai pH meter untuk memonitor perubahan pH selama titrasi dilakukan atau memakai indikator asam basa.
Indikator yang dipakai dalam titrasi asam basa adalah indikator yang perubahan warnanya dipengaruhi oleh pH . Penambahan indicator diusahakan sesedikit mungkin dan umumnya adalah dua hingga tiga tetes.Untuk memperoleh ketepatan hasil titrasi maka titik akhir titrasi dipilihsedekat mungkin dengan titik ekuivalen, hal ini dapat dilakukan dengan memilih indikator yang tepat dan sesuai dengan titrasi yang akan dilakukan. Indikator ditambahkan pada titrat sebelum proses titrasi dilakukan. Indikator ini akan berubah warna ketika titik ekuivalen terjadi, dan pada saat itulah titrasi dihentikan.Pada titra si asam kuat dengan basa kuat digunakan indicator Fenolftalein (trayek pH 8,3-10) karena sesuai dengan pH akhir titrasi. Dalam titrasi ini titik akhir yang akan tercapai pada pH>7 dengan perubahan warnanya.
Keadaan dimana titrasi dihentikan dengan cara melihat perubahan warna indicator disebut sebagai “titik akhir titrasi”. Titrasi asam basa terbagi menjadi 5 jenis yaitu :Asam kuat – basa kuat, asam kuat – basa lemah, asam lemah – basa kuat, asam kuat – garam dari asam lemah dan basa kuat – garam dari basa lemah.(http://www.belajarkimia.com)

C.  Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah:
*   Alat :
§  Statif dan klem                1 buah
§  Erlenmeyer 250 ml          2 buah
§  Biuret  50 ml                   1 buah
§  Biuret  25 ml                   1 buah
§  Corong                           1 buah
§  Pipettetes                        1 buah
§  Filler                               1 buah
§  Pipet ukur 5 ml               1 buah
*   Bahan :
§  NaOH 0,1M
§  Asam cuka perdagangan
§  Asam Oksalat
§  Fenolflatein

D.     Prosedur Pecobaan
a. Molaritas dan Normalitas NaOH
      Larutan Asam Oksalat 0,1 M :
      -diambil sebanyak 3 tetes menggunakan pipet tetes.
      -dimasukkan kedalam erlenmeyer 250 mL.
      -ditambahkan dengan 5 tetes indikator PP.
      -dititrasi dengan larutan NaOH.
      -dicatat volume NaOH yang digunakan.
b. Penetapan kadar Asam Cuka Perdagangan
     Asam Cuka Perdagangan :
     -diambil sebanyak 3 tetes menggunakan pipet tetes.
     -dimasukkan dalam erlenmeyer 250 mL.
     -ditambahkan dengan indikator PP sebanyak 5 tetes
     -dititrasi dengan larutan NaOH.
     -dicatat volume NaOH yang digunakan.


E.   Hasil Percobaan

a.      Data hasil pengamatan
NO.
PERLAKUAN
HASIL PENGAMATAN
1.
3 ml Asam Oksalat ditetesi dengan 5 tetes Indikator Fenolflatein, lalu dititrasi dengan NaOH 0,1 M
Larutan berubah warna menjadi merah muda dengan volume NaOH 6,25 ml
2.
3 ml Asam cuka perdagangan ditetesi dengan 5 tetes indikator Fenolflatein, lalu dititrasi dengan NaOH.
Larutan berubah warna menjadi merah muda dengan volume NaOH 12 ml

b.      Perhitungan :
a.       Molaritas NaOH :
                        V1. M1  = V2. M2
                    3ml. 0,1M = 6,25 ml. M2
                             0,3 M/ml = 6,25 ml. M2
                                         M= 0,048 M
b.      Asam cuka perdagangan:
                        V1. M1  = V2. M2
              12ml. 0,048M = 3 ml. M2
                        0,576 M/ml = 3 ml. M2
                                         M= 0,048 M
                               M= 0,192 M

F.     Pembahasan

Proses Standarisasi larutan NaOH dan penentuan kadar asam cuka perdagangan  menggunakan cara titrasi atau titrimetri. Pada standarisasi ini NaOH digunakan sebagai titran sementara asam oksalatnya sebagai titrat karena mengingat indikator yang digunakan adalah fenolftalein sehingga ketika PP ditambahkan pada asam oksalat, akan menunjukkan warna bening. Ketika pada titik ekuivalen, akan terjadi perubahan dari bening menjadi merah muda. Jika asam oksalat yang digunakan sebagai titran dan NaOH sebagai titrat maka akan terjadi perubahan warna dari merah muda ke bening. Pada dasarnya, perubahan warna dari bening ke merah muda lebih mudah diamati daripada perubahan warna dari merah muda ke bening. Dan juga penggunaan asam oksalat sebagai titran kemungkinan besar akan menyebabkan kesalahan titrasi yang besar karena terjadi kelebihan penambahan titran hingga melewati titik ekuivalen. Kelebihan titran ini disebabkan karena kesulitan mengamati perubahan warna dari merah muda ke bening.
Asam oksalat kemudian ditambahkan beberapa tetes larutan PP menghasilkan larutan bening. Volume NaOH yang digunakan adalah 6,25 mL. NaOH ditempatkan sebagai titran karena pada saat terjadi titik ekuivalen lebih mudah diamati yaitu dengan berubahnya warna larutan dari bening menjadi merah muda dengan molaritas 0,048M. Jika asam oksalat ditempatkan sebagai titran maka akan sulit menentukan titik akhir titrasinya karena akan sangat sulit mengamati perubahan warna dari merah muda menjadi bening.Penambahan Indikator fenolftalein menunjukkan perubahan warna yang dapat membantu kita menentukan titik akhir titrasi.
  Berdasarkan hasil percobaan diketahui bahwa terjadi reaksi antara Asam Oksalat dan Larutan NaOH, yaitu :
CH3COOH+NaOH           CH3COONa+H2O

 Pada proses penitrasian Asam Cuka Perdagangan  dan larutan NaOH 0,1 M terjadi  perubahan warna dimana setelah ditetesi indikator PP  sebanyak 5 tetes terjadi perubahan warna yaitudari bening menjadi merah muda. Volume NaOH yang digunakan adalah 12 ml.Penyebab perubahanwarna ini  terjadi pula karena pencapaian titik ekuivalen. Molaritas Asam cuka adalah 0,192 M.

G.    Kesimpulan 
 Kesimpulan yang diperoleh berdasarkan percobaan yaitu :
     - 3 ml Asam Oksalat yang ditetesi dengan 5 tetes Indikator Fenolflatein dan dititrasi dengan NaOH 0,1 M mengalami perubahan menjadi merah muda, volume NaOH yang digunakan adalah 6,25 ml.Sehingga molaritas NaOH adalah 0,048 M. 
     - 3 ml Asam cuka perdagangan yang ditetesi dengan 5 tetes indikator Fenolflatein, lalu dititrasi menggunakan NaOH dengan voulme 12ml. Sehingga molaritasnya adalah 0,192 M.




DAFTAR PUSTAKA

Purba, Michael. 2007. Kimia untuk SMA Kelas XI Semester 2. Jakarta: Erlangga
Pudjaatmaka, Hardyana.1989.Kimia untuk Universitas.Jakarta : Erlangga
2011.Penuntun Praktikum Kimia Farmasi Dasar.Universitas Haluoleo.
Aisyah.2008.Titrimetri, http://www.rgmaisyah.wordpress.com/2008/11/22/titrimetri. 3September 2011
Arrhenius.2008. TitrasiAsamBasa,http://www.belajarkimia.com/2008/04/titrasi-asam-basa/, 25 September 2011.
Elang biru, 2011, Analisis Asam Cuka Perdagangan,http://www.elangbiru3004.blogspot .com/2011/05/analisis-asam-cuka-perdagangan.hmtl, 2 September 2011.
Shochihah.2010, Standarisasi Larutan NaOH dan Penentuan Asam cuka perdagangan. http://www.shochihah.blogspot.com/2010/04/standarisasi-larutan-naoh-dan.hmtl , 2 September 2011.









Tidak ada komentar:

Posting Komentar